Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

INSTRUMEN PENELITIAN

  INSTRUMEN PENELITIAN

Kali ini kita akan membahas Instrumen penelitian. Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikansecara sistematis yang ditujukan pada penyediaan  informasi untukmenyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harusdilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metodepenelitin,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-cirikeilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumenpenelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponenmetodelogi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yangdigunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yangsedang diteliti.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas danrealibitas yang baik. Untuk memperoleh instrument yang baik tentu selain harusdiujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuaikaidah-kaidah penyusunan instrument.

Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akandiuraikan berbagai hal terkait dengan instrument penelitian yang pembahasannyadiawali dengan pengertian instrumen penelitian, jenis, lagkah-langkahpenyusunan, dan teknik pengujian validitas dan reliabiltasnya.


A.   PENGERTIAN INSTRUMEN PENELITIAN

Pengertian Instrumenpenelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,menyelidiki suatu masalah. Instrumen penelitiandapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisadan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuanmemecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yangbisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134),instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang  dipilih dan digunakanoleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut  menjadi sistematis dan di permudah olehnya.

Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwainstrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasikuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrumen pengumpul data menurut Sumadi Suryabrata (2008:52) adalah alat yangdigunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitasatribut-atribut  psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknisbiasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadimengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,perangsangnya adalah pertanyaan.Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah  pernyataan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapatdisimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan olehpeneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel  yang sedang diteliti.


B.   INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK PENELITIANKUALITATIF
Satu-satunya instrumen terpenting dalampenelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti mungkin menggunakanalat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset,atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantungpada peneliti itu sendiri.

Oleh karena dalam penelitian kualitatifyang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi;pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yangditeliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secaraakademik maupun logiknya- (Sugiono,2009:305).

Peneliti kualitatif sebagai human instrumenberfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkandata dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).

Peneliti sebagai instrumen atau alatpenelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.    peneliti sebagai alatpeka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harusdiperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian,
2.   peneliti sebagai alatdapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkananeka ragam data sekaligus,
3.    tiap situasi merupakankeseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapatmenangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,
4. suatu situasi yangmelibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata danuntuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkanpengetahuan kita,
5.  peneliti sebagaiinstrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapatmenafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arahpengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
6.    hanya manusia sebagaiinstrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan padasuatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).


Peneliti sebagai instrumen (disebut"Paricipant-Observer") di samping memiliki kelebihan-kelebihan, jugamengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain:
1.  Peneliti dapat langsungmelihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek yangditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami"makna-makna apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata(verstehen). Ini adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melaluipenelitian kualitatif.
2.  Peneliti akanmampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, danpenelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidakdibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitianpada variabel-variabel tertentu saja.
3. Peneliti dapatlangsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secaraterus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntastentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang"mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi (tacit) di dalammasyarakat.

Sementara beberapa kelemahan penelitisebagai instrumen adalah
1.    Tidak mudah menjagaobyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjekmemang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, penelitiakan secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasidengan pikiran-pikirannya sendiri.
2.    Pengumpulan datadengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhioleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasilpenelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan"insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan makna-maknayang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan "lantaran pengalaman belajarini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami kesulitan untukmengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
3.    Peneliti harusmemiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yangterjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitiandianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahuistatusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap denganhasil penelitian yang bersifat plural (beragam), sering tidak terdugasebelumnya, dan sulit ditentukan kapan selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisadibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidakmungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.


C.   INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK PENELITIANKUANTITATIF

Jika dalam penelitian kualitatif, instrumenpenelitian adalah penelitinya sendiri, maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harusdibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti.Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Pada umumnya instrument penelitian dalampenelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yangberisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukursuatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuanpenelitian Selain tes, terdapat instrumen berupanontes, seperti skala sikap atau daptar pernyataan untuk digunakan bagipeneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis angket, pedomanwawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau wawancara,pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, danlainnya. 

Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyaktif yangdibuat berskala. Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar,tetapi cukup memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumenini dapat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.

Pedoman wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkinakan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi sebuahdaftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.


D.    LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN

  LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN

Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumenpenelitian, yaitu :
1.      Mengidentifikasikanvariabel-variabel yang diteliti.
2.   Menjabarkan variabelmenjadi dimensi-dimensi
3.   Mencari indikator darisetiap dimensi.
4.   Mendeskripsikankisi-kisi instrumen
5.   Merumuskan item-itempertanyaan atau pernyataan instrumen
6.   Petunjuk pengisianinstrumen.


E.   VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Semua instrumen (baik yang tes maupun nontes) harus memiliki dua syarat yaituValid dan reliabel. Valid berarti instrumen secaraakurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukurankonsisten dari waktu ke waktu.

Menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukanoleh dua kriteria utama: validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumenmenurutnya menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak diukur.Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasilpengukuran.

Sumadi Suryabrata (2008:60)mengemukakan bahwa validitasinstrumen didefinisikan sebagai sejauh mana instrumen itu merekam/mengukur apayang dimaksudkan untuk direkam/diukur. Sedangkan reliabilitas instrumen merujukkepada konsistensi hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrumen itudigunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu berlainan, ataukalau instrumen itu digunakan oleh orang atau kelompok orang yangberbeda   dalam waktu yang sama atau dalam waktu yang berlainan.

Menurut Burhan Bungin (2005:96,97) Validitas alat ukur adalahakurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Sedangkan reliabilitas alat ukur   menurutnya adalahkesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itudapat   dipercaya atau dapat diandalkan. Misalnya, menimbang beras dengantimbangan beras,  mengukur panjang kain dengan meter, dan sebagainya.

Reliabilitas mempunyai tiga dimensi yaituStabilitas, Ekivalensi, dan Konsistensi Internal (O'Sullivan & Rassel,1995). Stabilitas mengacu pada kemampuan instrumen untuk menghasilkan data yangsama dari waktu ke waktu (dengan asumsi objek yang diukur tidak berubah).

Ekivalensi mengacu pada kemampuan dua ataulebih macam instrumen yang dibuat dua atau lebih peneliti untuk mengukur satuhal yang sama. Misalnya, dua peneliti mengukur penggunaan listrik di suatuaula. Dua peneliti ini menggunakan dua instrumen yang berbeda. Tetapi jikatemuan kedua peneliti ini sama, maka instrumen mereka memilki sifat"ekivalen".

Konsistensi internal tercapai jika semuaitem dalam instrumen mengukur satu hal yang sama. Jika terdapat 10 pertanyaantentang motivasi, maka ke 10 pertanyaan itu mengukur hal yang sama (motivasi).


F.    PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN

UJI VALIDITAS INSTRUMEN


Ada tiga jenis pengujian Validitas Instrumen. (Sugiyono: 2010)
1. Pengujian ValiditasKonstruk
Instrumen yang mempunyai validitas konstruk jika instrumentersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yangdidefinisikan. Misalnya akan mengukur efektivitas kerja, maka perludidefinisikan terlebih dahulu apa itu efektivitas kerja. Setelah itudisiapkan  instrumen yang digunakan untuk mengukur efektivitas kerjasesuai dengan definisi.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapatahli. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur,dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan denganahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang  telahdisusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang, dan umumnyamereka telah bergelar doktor sesuai dengan lingkup yang diteliti.

Setelah pengujian konstruk dengan ahli, maka diteruskan denganuji coba instrumen. Setelah data ditabulasi, maka pengujian validitas konstrukdilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan   mengkorelasikanantar skor item instrumen.

2. Pengujian Validitas Isi (Content)
Instrumen yang harus memiliki validitas isi adalah instrumenyang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitaspelaksanaan program dan tujuan. Untuk menyusun instrumen prestasi belajar yangmempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan materipelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untukmengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yangtelah direncanakan.

Untuk instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isidapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaranyang telah diajarkan. Jika dosen memberikan ujian di luar pelajaran yang telahditetapkan, berarti instrumen ujian tersebut tidak mempunyai validitasisi.

Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isidapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi ituterdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir(item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.

Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapatdilakukan dengan mudah dan sistematis.

3. Pengujian ValiditasEksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan(untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen denganfakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Misalnya instrumen untuk mengukurkinerja sekelompok pegawai. Maka kriteria kinerja pada instrumen tersebutdibandingkan dengan catatan-catatan di lapangan (empiris) tentang kinerja yangbaik. Bila telah terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan faktadi lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunyai Validitaseksternal yang tinggi.


G.   PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN
Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354)dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujiandilakukan dengan test – retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya.Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butiryang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN


1. Test retest
Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yangsama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukurdari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bilakoefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen  tersebutsudah dinyatakan reliabel.

2. Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasaberbeda, tetapi maksudnya  sama. misalnya, berapa tahun pengalaman Andabekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut  ekuivalen dengan tahun berapaAnda mulai bekerja di lembaga ini?

Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapiinstrumennya dua dan berbeda, pada  responden yang sama. Reliabilitasdiukur dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen  yang satu denganinstrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dansignifikan,   maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.

3. Gabungan
Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yangekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. cara ini merupakan gabungandari test-retest (stability) dan ekuivalen.

Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan duainstrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnyadikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yangberbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien  reliabilitas. Bilakeenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat  dinyatakanbahwa instrumen itu reliabel.

4. Internal Consistency
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukandengan cara mencobakan instrumen  sekali saja, kemudian data yangdiperoleh dianalisis dengan teknik-teknik tertentu. Hasil analisis dapatdigunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitasinstrumen dapat  dilakukan dengan teknik belah dua dari SpearmanBrown (Sp lit half), KR20, KR21 dan Anova Hoyt.

SIMPULAN
Instrumenpenelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkaninformasi kuantitatif tentang variabel yang sedang diteliti.

Dalampenelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, sedangkan dalam penelitian kuantitatif, instrumen harusdibuat dan menjadi perangkat yang "independent" dari peneliti. Penelitiharus mampu membuat instrumen sebagus mungkin, apapun instrumen itu.

Enam langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, yaitu : 1)Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2) Menjabarkan variabelmenjadi dimensi-dimensi, 3) Mencari indikator dari setiap dimensi, 4)Mendeskripsikan kisi-kisi instrument, 5) Merumuskan item-item pertanyaan ataupernyataan instrument, 6) Petunjuk pengisian instrumen.

Semua instrumen (baik yang tes maupun nontes) harus memiliki dua syarat yaituValid dan reliabel. Valid berarti instrumen secaraakurat mengukur objek yang harus diukur. Reliabel berarti hasil pengukurankonsisten dari waktu ke waktu.

DAFTAR PUSTAKA
IbnuHadjar. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif  dalamPendidikan.  Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Iskandar.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif  danKualitatif).  Jakarta: Gaung Persada Press.
M.Burhan Bungin. 2005.Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, ekonomi,dan kebijakan publik serta ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Prenada Media.
Sugiyono. 2010.Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto.2000. Manaj emen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2008.Metodologi Penelitian.Jakarta: RajaGrafindo Persada




= Baca Juga =